7 AI Tools YouTube Shorts yang Belum Mainstream di Indonesia
Pernah lihat kreator luar negeri bikin video Shorts yang langsung viral dalam waktu singkat? Konten mereka selalu punya "sesuatu" yang bikin kita nonton sampai habis. Ternyata, rahasia di baliknya bukan cuma soal skill editing atau ide yang unik—tapi juga karena mereka pakai tools AI canggih yang belum banyak dikenal di Indonesia! 🤯
Sementara banyak kreator lokal masih mengandalkan CapCut atau Canva versi standar, kreator internasional sudah naik level dengan bantuan AI yang bisa mengubah video biasa jadi konten yang punya potensi viral tinggi. Nah, di artikel ini kita akan bahas 7 tools AI yang belum terlalu populer di Indonesia, tapi bisa jadi game-changer untuk YouTube Shorts kamu.
Kenapa Kreator Indonesia Masih Belum Banyak Pakai?
Sebelum kita bahas daftar tools-nya, penting juga kita pahami kenapa banyak kreator Indonesia belum mengeksplorasi AI tools ini:
🔸 Bahasa Masih Jadi Kendala
Sebagian besar tools ini tampilannya masih full bahasa Inggris, termasuk panduan dan tutorialnya. Bagi yang belum terbiasa, hal ini bisa terasa menyulitkan.
🔸 Minim Pembahasan di Komunitas Lokal
Topik seputar AI tools canggih masih jarang dibahas di komunitas kreator Indonesia. Fokusnya masih seputar tools gratisan yang sudah umum.
🔸 Anggapan “Yang Gratis Sudah Cukup”
Banyak yang merasa tools gratis sudah cukup. Padahal, kalau kita tahu cara menggunakannya, tools berbayar bisa memberikan hasil yang jauh lebih maksimal.
🔸 Terdengar Rumit dan Teknis
Istilah “AI” sering dianggap rumit dan membingungkan, padahal banyak tools yang sebenarnya sangat mudah digunakan—bahkan untuk pemula!
7 Tools AI yang Bisa Mengubah Cara Kamu Bikin Shorts
🎯 Kategori: Transformasi Video
1. OpusClip – Ubah Video Panjang Jadi Shorts Secara Otomatis
🔗 OpusClip
Tool ini bisa mendeteksi bagian paling menarik dari video panjang (seperti podcast atau webinar) lalu otomatis mengubahnya jadi beberapa video pendek siap unggah.
Fitur unggulan:
-
Mendeteksi momen penting secara otomatis
-
Tambah teks dan caption yang menarik
-
Optimasi ukuran layar untuk Shorts
-
Prediksi kemungkinan video viral (AI Virality Score)
Cocok untuk:
Kreator podcast, webinar, dan edukasi yang ingin re-purpose konten panjang ke format Shorts.
2. Vozo AI – Satu Video, Banyak Versi
🔗 vozo.ai
Tool ini bisa menghasilkan beberapa versi Shorts dari satu video, dengan fokus yang berbeda-beda.
Contoh penggunaan:
Upload satu video tutorial masak → Vozo AI bisa buat 5 versi: close-up bahan, proses memasak, hasil akhir, tips singkat, hingga bagian behind the scenes.
Keunggulan:
-
Deteksi wajah untuk penyesuaian frame
-
Musik otomatis yang sinkron
-
Proses batch (banyak sekaligus)
3. Vizard – Crop Video Secara Cerdas
🔗 vizard.ai
Kalau kamu sering ubah video horizontal jadi vertical, tool ini sangat membantu karena AI-nya tahu bagian mana yang penting untuk ditampilkan.
Fitur pintar:
-
Lacak wajah & objek secara otomatis
-
Posisi teks otomatis supaya tidak menutup wajah
-
Transisi halus dan tetap menjaga branding
📝 Kategori: Perencanaan Konten
4. Poppy AI – Analisa Kompetitor dan Tren
🔗 poppy.ai
Tool ini membantu kamu memantau kreator lain dan membaca tren konten yang sedang naik daun.
Manfaat Poppy:
-
Lihat performa channel kompetitor
-
Prediksi topik yang akan viral
-
Analisa perilaku penonton
-
Temukan “celah konten” yang belum banyak dibahas
5. VidIQ AI Script Writer – Bikin Script yang Cocok Buat YouTube
🔗 vidiq.com
VidIQ mungkin sudah cukup dikenal, tapi fitur AI Script Writer-nya masih jarang digunakan di Indonesia.
Yang bisa dilakukan:
-
Bantu bikin kalimat pembuka (hook) yang menarik
-
Saran untuk menjaga durasi dan retensi penonton
-
Evaluasi kemungkinan konten viral berdasarkan judul, deskripsi, dan thumbnail
⚡ Kategori: Produksi Konten
6. Descript – Edit Video Seperti Edit Teks
🔗 descript.com
Dengan Descript, kamu bisa edit video hanya dengan mengedit teks transkrip-nya. Bahkan bisa mengganti suara atau kata yang salah tanpa rekam ulang!
Fitur menarik:
-
Edit video lewat transkrip
-
Hapus kata “eh”, “hmm”, atau jeda secara otomatis
-
Voice cloning (AI meniru suara kamu)
-
Gabung audio multi-track
7. Runway ML – Efek Video Canggih ala Profesional
🔗 runwayml.com
Tool ini seperti “studio efek visual” berbasis AI. Banyak kreator global pakai ini untuk efek sinematik tanpa perlu software mahal.
Yang bisa dilakukan:
-
Ganti latar belakang tanpa green screen
-
Hapus objek dalam video
-
Tambah gerakan atau efek sinematik
-
Kolaborasi langsung secara online
Cara Cerdas Menggunakan Tools Ini
💸 Strategi Penggunaan Berdasarkan Budget
1. Hemat (Rp 300-450 ribu/bulan):
→ OpusClip Pro + vidIQ Basic
Fokus: Potong video panjang & optimasi konten
2. Serius (Rp 750 ribu - 1 juta/bulan):
→ OpusClip + Descript + vidIQ Pro
Fokus: Workflow yang efisien dan terstruktur
3. Profesional (Rp 1,5 juta ke atas):
→ Akses semua tools
Fokus: Kualitas konten maksimal
🗓️ Alur Penerapan yang Direkomendasikan
-
Minggu 1-2: Pelajari 1 tool secara menyeluruh
-
Minggu 3-4: Coba terapkan dalam konten Shorts kamu
-
Bulan 2 dan seterusnya: Gabungkan beberapa tools untuk hasil optimal
Tips Penggunaan AI yang Perlu Diingat
✅ AI = Alat Bantu, Bukan Pengganti Kreativitas
Tetap gunakan gaya dan sentuhan personal kamu. Jangan 100% bergantung pada hasil AI.
✅ Pahami Algoritma YouTube Shorts
Tools membantu, tapi kamu tetap harus tahu jam tayang ideal, gaya konten yang disukai penonton, dan pentingnya interaksi.
✅ Bangun Komunitas, Bukan Sekadar Views
Balas komentar, ajak ngobrol, dan bangun hubungan dengan penonton. Ini yang bikin konten kamu tahan lama.
Yuk Naik Level Jadi Creator Digital!
Kreator luar negeri sudah memanfaatkan tools AI ini untuk mempercepat proses produksi sekaligus meningkatkan kualitas. Sekarang saatnya kita juga mulai mengejar ketertinggalan. Gak perlu langsung pakai semuanya—cukup mulai dari satu tool yang paling sesuai, kuasai, lalu berkembang pelan-pelan.
Tantangan minggu ini:
Coba satu tools dari daftar di atas, bikin 3 video Shorts, dan lihat sendiri perbedaannya. Kalau kamu sudah coba, boleh banget share hasilnya di komentar!
Nantikan artikel selanjutnya:
Strategi Monetisasi YouTube Shorts di Indonesia: Dari Nol sampai Cuan Pertama