Prompt Engineering Dasar: Cara Ngobrol yang Baik dengan AI
Apakah kamu pernah coba pakai ChatGPT atau Gemini, tapi jawabannya terasa ngaco, nggak sesuai, atau terlalu umum? Nah, masalahnya bukan karena AI-nya bodoh, tapi karena kita belum tahu cara ngobrol yang benar. Di sinilah prompt engineering berperan.
Prompt engineering adalah seni dan teknik memberi instruksi (prompt) yang tepat supaya AI beri jawaban yang kita inginkan. Dan kabar baiknya, kita tidak perlu jadi programmer untuk menguasainya. Cukup paham prinsip dasarnya, hasilnya bisa jauh lebih memuaskan.
Dalam artikel ini, kita akan bahas apa itu prompt engineering, kenapa penting, prinsip dasarnya, teknik yang mudah dicoba, sampai contoh prompt siap pakai. Yuk, kita mulai!
Apa Itu Prompt Engineering?
Secara sederhana, prompt engineering adalah cara kita menyusun kalimat perintah (prompt) agar AI paham dan memberi jawaban terbaik.
Bayankan AI seperti asisten super pintar. Dia bisa melakukan banyak hal, tapi kalau instruksinya ngambang, ya hasilnya juga asal.
Misalnya:
❌ “Tolong buatkan artikel.”
Jawabannya? Bisa pendek banget bahkan tidak sesuai ekspektasi.
✅ “Tolong buat artikel 800 kata tentang tips diet sehat untuk remaja dengan gaya bahasa ringan, pakai heading H2 dan H3.”
Hasilnya? Lebih rapi, sesuai kebutuhan kita.
Intinya: AI itu pintar, tapi butuh arahan jelas. Di sinilah kita belajar cara ngobrol yang benar.
Kenapa Cara Ngobrol dengan AI Beda dengan Manusia?
Manusia bisa paham konteks meskipun instruksi kita tidak lengkap. Misalnya, kalau kita bilang “buat artikel diet”, teman kita mungkin langsung mengerti detailnya karena pernah ngobrol sebelumnya.
AI berbeda. Kalau ada ada detail, dia akan menebak-nebak. Makanya, semakin jelas dan spesifik prompt kita, semakin bagus hasilnya.
Prinsip Dasar Ngobrol dengan AI
Ada tiga prinsip penting yang wajib kita pahami sebelum masuk ke teknik lanjutan:
1. Kejelasan Itu Wajib
Kalau prompt kita samar, hasilnya juga samar.
Contoh:
-
Kurang jelas: “Buatkan artikel.”
-
Jelas: “Buat artikel 500 kata tentang tips diet sehat untuk remaja, pakai bahasa ringan dan heading H2.”
2. Beri Konteks yang Cukup
Kasih tahu AI siapa audiens kita, tujuannya apa, dan formatnya gimana.
Contoh:
-
“Tolong jelaskan Pythagoras.” (Kurang jelas)
-
“Tolong jelaskan rumus Pythagoras untuk anak SMP dengan bahasa sederhana dan contoh soal.” (Jelas)
3. Tentukan Format Output
Mau paragraf panjang, bullet points, tabel, atau outline? Tulis di prompt.
Contoh:
-
“Tuliskan dalam bentuk bullet points agar mudah dibaca.”
Teknik Prompt Engineering yang Bisa Kita Coba
Nah, setelah paham prinsip dasarnya, kita masuk ke teknik-teknik yang bikin prompt kita lebih mantap:
A. Role Playing (Berperan)
Minta AI jadi profesi atau karakter tertentu.
Contoh:
“Kamu adalah seorang dokter gigi. Jelaskan cara merawat gigi anak usia 5 tahun agar tidak takut ke dokter gigi.”
B. Step by Step
Minta AI jelaskan tahap demi tahap.
Contoh:
“Jelaskan cara membuat blog dari nol secara bertahap.”
C. Few-Shot (Kasih Contoh)
Kasih contoh supaya AI paham pola.
Contoh:
“Contoh pertanyaan: ‘Apa itu SEO?’ Jawaban: ‘SEO adalah …’ Sekarang jawab: ‘Apa itu PPC?’”
D. Chain of Thought
Minta AI jelaskan proses berpikirnya.
Contoh:
“Sebelum kasih jawaban, jelaskan dulu alasan kenapa pilih solusi itu.”
Kesalahan Umum Saat Membuat Prompt
-
Terlalu singkat atau terlalu ribet. Jangan cuma tulis “buat artikel”, tapi juga jangan tulis 10 paragraf instruksi. Cari tengahnya.
-
Tidak mau revisi. Prompt itu proses iterasi. Kalau hasil belum sesuai, ubah sedikit, bukan langsung nyerah.
-
Lupa memberi batasan. Misalnya: jumlah kata, gaya bahasa, target audiens.
Contoh Prompt untuk Berbagai Kebutuhan
A. Untuk Pelajar/Mahasiswa
-
“Jelaskan konsep diferensiasi dalam kalkulus untuk siswa SMA dengan contoh sederhana.”
-
“Tolong buat 5 ide judul untuk makalah tentang teknologi ramah lingkungan.”
B. Untuk Profesional
-
“Tolong buat draft email formal untuk mengajukan kerja sama bisnis dengan perusahaan X.”
-
“Analisis SWOT untuk bisnis kuliner rumahan dalam 200 kata.”
C. Untuk Content Creator
-
“Buat 10 ide konten Instagram untuk akun parenting dengan tone hangat.”
-
“Tolong buat outline artikel tentang ‘Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital’ dengan panjang 1500 kata.”
Tools Buat Latihan Prompt Engineering
-
ChatGPT: Cocok untuk brainstorming, ide kreatif, dan nulis.
-
Gemini: Bagus kalau kamu sering pakai produk Google.
-
Claude: Kuat untuk analisis teks panjang.
Tips: Pilih sesuai kebutuhan, dan jangan lupa latihan terus.
Tips Lanjutan Biar Hasilnya Mantap
-
Eksperimen: Coba ganti gaya prompt, lihat mana yang paling cocok.
-
Gabungkan teknik: Role playing + step by step = hasil lebih rapi.
-
Simpan template: Biar nggak capek nulis dari nol.
Etika & Batasan
-
Jangan minta AI untuk hal ilegal atau yang melanggar privasi.
-
Selalu fact-check hasilnya, karena AI kadang bisa salah.
-
Hargai hak cipta, jangan copy-paste mentah-mentah untuk publikasi.
Ngobrol dengan AI itu ada seninya. Semakin jelas dan terstruktur prompt kita, semakin bagus hasilnya. Jadi, jangan cuma ketik seadanya, tapi tulis arahan yang detail.
Mulai sekarang, coba tulis prompt yang lebih rapi. Latihan terus, dan lihat sendiri perbedaannya!
Template Prompt Siap Pakai
1. Untuk Artikel Blog:
Tolong buat artikel 1000 kata tentang [TOPIK] dengan gaya bahasa ringan, pakai heading H2 dan H3, sertakan contoh nyata, dan buat kesimpulan di akhir.
2. Untuk Social Media:
Buat 10 caption Instagram untuk [TOPIK] dengan nada santai, panjang maksimal 50 kata.
3. Untuk Belajar:
Jelaskan [KONSEP] dengan bahasa sederhana, sertakan contoh, dan jelaskan seolah saya masih pemula.
4. Untuk Bisnis:
Buat draft email formal untuk mengajukan kerja sama dengan perusahaan di bidang [INDUSTRI].
5. Untuk Kreativitas:
Buat 5 ide konten TikTok tentang [TOPIK] dengan durasi 30 detik, sertakan hook menarik di awal.