Tulisan ini hanyalah sebuah curhat atas pengalaman tidak menyenangkan yang saya alami di akhir tahun 2016. Tiada maksud menjelekkan pihak tertentu, melainkan agar bisa menjadi pelajaran kepada pembaca blog ini agar lebih berhati-hati dalam memilih jasa pengiriman supaya tidak mengalami nasib seperti saya.
Kepada pihak Tiki, semoga lebih baik lagi dalam managemen perekrutan pegawai pada cabang paling bawah agar tidak ada lagi pelanggan yang dirugikan. Seharusnya pelanggan diperlakukan sebagai raja, bukan malah ditipu dan dibohongi oleh oknum Tiki yang sangat tidak bertanggung jawab.
Beginilah cerita nya,
12 Desember 2016
Cerita bermula ketika kami saya ikut berpartisipasi dalam HarBolNas (Hari Belanja Online Nasional) pada tanggal 12 Desember 2016. Tidak banyak memang, hanya 5 buah buku. Komik 10 Pahlawan Islam yang biasanya dijual dengan harga Rp.65.000 – Rp. 70.000, ditawarkan hanya dengan harga Rp.50.000 plus tanda tangan cantik, penulisnya. Ternyata dalam waktu beberapa menit saja, kelima buku tersebut habis terjual.
Berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli, pengiriman dilakukan menggunakan jasa Tiki dengan layanan ECO (Economy Service).
13 Desember 2016
Setelah confirm bahwa kelima pembeli buku komik 10 Pahlawan Islam tersebut telah transfer, maka sekitar pukul 19.00 semua paket buku saya hantar ke cabang Tiki terdekat. Sebagai bukti pengiriman saya diberi 5 buah Resi dengan nomor 030048522036, 030048522037, 030048522038, 030048522039, 030048522040.
Seperti biasanya, setelah sampai di rumah semua Resi saya berikan ke istri saya untuk di konfirmasi ke pembeli bahwa paket telah dikirim.
21 Desember 2016
Salah satu pelanggan memberitahu bahwa paket belum sampai. Setelah ditanya kepada 4 pelanggan yang lainnya ternyata mengalami hal yang sama. Padahal pada paket-paket sebelumnya, walaupun hanya menggunakan layanan ECO namun sekitar 3-4 hari paket telah sampai.
Untuk memastikan sampai dimana paket-paket itu, lantas saya buka tiki.id untuk melakukan tracking. Namun hasilnya di luar dugaan saya. Lima lembar resi yang saya tracking, tidak satupun yang menunjukkan sampai di mana keberadaan paket kiriman saya itu. Awalnya saya pikir bahwa sistem sedang gangguan. Lalu saya coba menuliskan angka 030048522041, nomor resi di atas milik saya. Ternyata bisa, dan paket mereka yang dikirim setelah paket kami, telah sampai ke tujuan.
22 Desember 2016
Sekita pukul 16.00, saya menuju kantor Tiki untuk menanyakan dimana keberadaan paket kiriman saya itu. Namun sayangnya, saat itu listrik dari PLN sedang padam, sehingga tidak bisa dilakukan tracking dengan alasan komputernya mati. Lalu petugas Tiki mengatakan bahwa resi ditinggal saja. Dan akan dihubungi segera jika listrik telah menyala. Dengan prasangka baik dan rasa percaya, saya sepakat untuk meninggalkan 5 resi itu. Tidak lupa saya meminta nomor telepon kantor dan nomor HP pegawai yang menangani kiriman saya. Dia bilang namanya Ferdi.
Ternyata sampai keesokan harinya, tidak satupun petugas Tiki menghubungi saya.
23 Desember 2016
Rasa kesal pun sudah mulai menghampiri saya. Namun saya mencoba tetap sabar dan berprasangka baik sambil terus berusaha mencari tahu keberadaan kiriman saya itu. Kali ini saya menelpon customer service Tiki-online di nomor 1500125. Jawaban yang saya terima adalah, bahwa semua resi yang saya miliki itu belum masuk ke sistem komputer Tiki. Mereka menyarankan pada saya untuk mengurusnya ke Tiki tempat saya mengirimkan paket.
Sore hari, sekitar pukul 15.00 saya menelpon kantor Tiki tempat saya mengirimkan paket. Petugasnya bilang bahwa resi saya telah diFax ke masing-masing kantor Tiki tujuan. Dan saya diharap untuk sabar menunggu kabar berikutnya.
24 Desember 2016
Sekitar pukul 11.00 saya SMS Ferdi untuk menanyakan kabar kiriman saya itu. Dalam SMS balasan, dia mohon maaf karena sedang ada urusan keluarga. Walau merasa kesal namun saya tetap sabar dan berprasangka baik. Saya percaya, jika saya memudahkan urusan orang lain, tentu Allah akan memudahkan urusan saya.
25 Desember 2016
Tanggal 25 Desember saya ke kantor Tiki namun sayangnya tutup. Tanggal 27 Desember saya datang kembali, tapi tutup juga. lalu saya simpulkan bahwa mereka tutup hingga tahun baru. Saya coba menghubungi nomor Ferdi namun tidak aktif. Hal itu membuat rasa penasaran dan kecurigaan saya semakin besar. Namun, untuk kesekian kalinya saya harus bersabar.
Benar-benar pengalaman tidak menyenangkan buat saya.
1 Januari 2017
Pada pukul 13.33 saya SMS Ferdi, tetapi tidak dibalas walau HP nya sedang aktif.
Pada pukul 20.45 saya SMS lagi. Bersyukur karena ada balasan dan berjanji akan memberikan konfirmasi resi esok harinya. Saya masih tetap berprasangka baik dan menunggu kabar baik tentang kiriman saya itu.
2 Januari 2017
Dari pagi hingga sore hari, ternyata SMS yang dijanjikan Ferdi tak kunjung datang. Akhirnya untuk kesekian kalinya saya harus mengirim SMS lagi. Jawaban SMS yang ia berikan masih masih berupa alasan. Kali ini dengan alasan ada masalah pribadi, dan tidak membahas kemana dan dimana paket yang saya kirimkan itu.
Lagi-lagi saya harus sabar dan berprasangka baik.
4 Januari 2017
Sampai tanggal 4 Januari ternyata tidak ada satu SMS atau telepon ke HP saya. Sekitar pukul 11.18 saya SMS Ferdi. Namun hingga sore hari tidak juga ada balasan. Saya sudah mulai emosi. Ingin sedikit memberikan pelajaran kepadanya.
Sore hari sekitar pukul 16.30 saya mendatangi kantor Tiki tempat Ferdi bekerja. Sebelum pergi, berkali-kali istri saya pesan agar menjaga emosi. Saya pun mengiyakan dan berjanji untuk menjaga emosi.
Sesampai di sana, saya pun bertanya baik-baik bagaimana nasib paket saya itu. Sempat kesal, karena dia sibuk mengerjakan yang lainnya.
Setelah tidak ada pelanggan satupun kecuali saya, lalu saya tanyakan perihal kiriman saya itu. Lagi-lagi masih menggunakan alasan yang berputar-putar. Mulai sistem error sampai komputer yang sedang rusak. Karena kali ini saya tidak boleh pulang tanpa membawa hasil, maka intonasi saya agak saya naikkan sedikit. Pertanyaan saya hanya satu setiap kali dia beri alasan macam-macam. “Dimana barang saya sekarang”.
Singkat cerita, akhirnya dia menyerah, dan memberi tahu bahwa barang saya ada di gudang dan besok baru bisa diambil. Tapi saya terus memaksanya agar barang saya kembali saat itu juga. Lantas dia keluar kantor Tiki dengan menggendarai sepeda motor untuk mengambil paket saya itu dan meninggalkan saya di kantor Tiki sendirian.
Sekitar 10 menit, Ferdi datang dengan membawa tas berisi paket milik saya yang tidak dia kirimkan. Semua saya dokumentasikan. Namun tidak semua saya publikasikan secara utuh di sini.
Saya selalu berusaha memandang suatu kejadian apapun dari sisi baiknya. Saya bersyukur paket dan ongkos kirim dikembalikan kepada saya secara utuh. Saya pun memaafkan oknum Tiki yang telah berbohong dan mempermainkan saya itu dengan tidak memperpanjang perkara ini.
Itulah cerita tentang pengalaman tidak menyenangkan bersama Tiki cabang ZA Pagaralam, Bandar Lampung yang saya alami. Semoga bisa diambil pelajaran dan berhati-hati memilih jasa pengiriman di kemudian hari.
Silakan baca juga: