Trotoar dan Nasib Pejalan Kaki

Berjalan kaki itu sangatlah menyenangkan. Selain hemat, juga sehat, dan tidak menimbulkan polusi. Dengan berjalan kaki, kita bebas melangkahkan kaki kemana saja tanpa harus khawatir melanggar aturan lalu lintas yang ada.

Namun, berjalan kaki itu tidak selamanya menyenangkan manakala trotoar tempat para pejalan kaki dirampas seenaknya tanpa perasaan bersalah oleh mereka yang secara sengaja menggunakan fasilitas pejalan kaki untuk kepentingan pribadinya.

Sering kali pejalan kaki terpaksa harus turun ke jalan yang ramai kendaraan karena trotoar dipakai berjualan atau parkir kendaraan. Apakah karena tidak adanya sanksi yang tegas dari dinas terkait, sehingga pelanggaran semacam ini menjadi hal yang lumrah dan sering dilakukan tanpa adanya rasa bersalah?  Entahlah..

Padahal, menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999, bahwa trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Itu artinya bahwa tak tak ada yang mempunyai hak menggunakan trotoar selain pejalan kaki.

Jika trotoar khusus disediakan untuk pejalan kaki, mengapa pejalan kaki yang harus mengalah
dan di kalahkan?

Trotoar dan Nasib Pejalan Kaki

Di kota tempat tinggal saya, Bandar Lampung, laju pembangun begitu pesat sejak beberapa tahun terakhir ini. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya pembangunan infrastruktur seperti perbaikan dan pelebaran jalan sampai pembuatan flyover.

Semua itu tentu saja bertujuan agar para pengguna jalan raya merasa semakin nyaman melakukan perjalanan. Sebab, semakin banyaknya pembangunan infrastruktur jalan raya tentu dapat mengurangi terjadinya kemacetan.

Lantas bagaimana fasilitas bagi pejalan kaki?

Ironisnya, pelebaran jalan yang konon diharapkan menjadi solusi di satu sisi, ternyata di sisi lain malah merampas hak para pejalan kaki, dikarenakan bagian trotoar dipaksa mengalah untuk dikurangi demi pelebaran jalan tersebut. Belum lagi pembangunan trotoar yang terlihat seadanya dan berlubang disana sini, yang tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.

Tanggal 1 November 2016, sekitar pukul 09.00 WIB sampai 09.45 WIB, saya melakukan pengamatan kecil-kecilan terhadap trotoar yang tak jauh dari tempat tinggal saya, sambil mengambil beberapa foto untuk dokumentasi pribadi.

Rute Pengamatan Trotoar

Inilah rute trotoar yang saya amati, yaitu Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, antara Jl. Cengkeh, depan Toko Surya, sampai Jl. Lada Raya, depan Perguruan Tinggi Mitra Lampung.

Pengamatan Pertama

Dari rentang trotoar yang tidak terlalu jauh itu, ada beberapa rintangan yang harus dilewati oleh pejalan kaki seperti saya. Rintangan pertama yang ditemui adalah halte BRT Trans Bandar Lampung yang tak tidak selesai pengerjaanya. Entah apa penyebab proyeknya mangkrak seperti itu. Yang jelas untuk melewatinya harus turun ke jalan raya karena lebih nyaman daripada harus naik turun halte yang mangkrak itu.

Selang beberapa langkah sebelum sampai di depan Kedaton Medical Center (KMC), kita akan menemui lubang yang cukup dalam tepat di tengah trotoar. Sepertinya ini adalah lubang pengontrol saluran air limbah pembuangan. Namun sayangnya tidak ada lagi penutupnya. Sangat berbahaya sekali bagi pejalan kaki di malam hari, terutama bagi yang belum biasa melewati jalur ini.

Setelah melewati KMC,  perjalanan kembali terhalang oleh pedagang kaki lima yang berjualan tepat di atas trotoar. Lagi-lagi, pejalan kaki terpaksa harus turun ke jalan raya jika perjalanan ingin dilanjutkan.

Namun tak lama setelah meneruskan perjalanan, untuk ke sekian kalinya rintangan kembali menghadang. Kali ini penghalangnya adalah sebuah mobil yang sedang parkir. Sebagian badan mobil nangkring di trotoar. Yah, terpaksalah pejalan kaki harus turun lagi ke jalan raya demi melanjutkan perjalanannya.

Related Post

Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Kali ini trotoar cukup nyaman untuk dilewati karena tidak dijumpai lagi lubang yang membahayakan. Namun, kenyamanan itu tidak lama. Tepat di hadapan ada pedagang kaki lima lengkap dengan bannernya berjualan di atas trotoar. Bak makan buah simalakama rasanya, begitu melihat bahwa di bahu jalan ada mobil dan motor yang sedang parkir. Hanya ada dua alternatif untuk bisa melanjutkan perjalanan. Lewat di sela-sela mobil dan motor yang sedang parkir seraya mempraktikkan ilmu menipiskan badan, atau melewati badan jalan raya yang saingannya adalah mobil dan motor yang berseliweran. Belum lagi angkot yang kadang kejar-kejaran. Benar-benar sebuah perjuangan yang menegangkan.

Setelah rintangan dilewati, lega rasanya. Berikutnya adalah melanjutkan perjalanan kembali. Namun perjuangan belumlah selesai. Lagi-lagi bertemu dengan pedagang kaki lima yang menempati trotoar dengan seenaknya. Dan seperti sebelumnya, pejalan kaki harus rela turun ke jalan agar bisa melanjutkan perjalanan.

Itulah rintangan terakhir yang saya temui sebelum menyeberang jalan untuk melanjutkan pengamatan dan dokumentasi trotoar di sisi jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Lokasinya tepat di seberang jalan Perguruan Tinggi Mitra Lampung.

Pengamatan Kedua

Dan inilah perjalanan kembali ke arah Jl. Cengkeh dimana saya memulai perjalanan dan pengamatan. Namun dalam perjalanan kembalisaya menggunakan trotoar di sisi jalan lainnya.

Alhamdulillah trotoarnya lumayan mulus dan nyaman untuk di lalui. Seperti terlihat pada foto di bawah ini.

Walau tidak terlalu lebar namun trotoar di depan kampus Umitra ini cukup nyaman bagi pejalan kaki. Tetapi sayangnya kenyamanan berakhir ketika perjalanan telah melewati kampus ini. Terlihat dalam foto di atas masih ada pedagang kaki lima yang berjualan di sana.

Perjalanan pun terus dilanjutkan walau harus turun ke jalan raya lagi agar tidak menabrak gerobak jualan yang ada di tengah-tengah trotoar.

Dalam perjalanan pulang, jumlah rintangan tidaklah sebanyak sisi  jalan sebelahnya.  Total hanya ada tiga rintangan. Pertama gerobak pedagang kaki lima. Kedua adalah lubang kontrol saluran air limbah yang cukup dalam tepat di tengah trotoar. Dan yang ketiga adalah gardu telekomunikasi yang berada di tengah trotoar sehingga menghalangi para pejalan kaki. Seperti ditunjukkan foto berikut ini.

Foto di atas lokasinya berada tepat seberang Jl. Cengkeh dimana perjalanan dimulai.

Kesimpulan

Itulah oleh-oleh dari 45 menit jalan-jalan pagiku. Dari foto-foto diatas dapat diambil kesimpulan bahwa trotoar kurang layak dan kurang nyaman bagi pejalan kaki. Serta kurangnya perhatian dari dinas terkait sehingga terkesan adanya pembiaran baik terhadap pedagang kaki lima maupun pada kerusakan trotoar tersebut.

Harapan dan Solusi

Harapan saya, kedepannya, pembangunan infrastruktur jalan raya juga memperhatikan pembangunan trotoar yang nyaman pagi pejalan kaki. Begitu juga sosialisasi dan pengawasan atas undang-undang yang berkaitan dengan trotoar harus dijalankan dengan semestinya. Agar tidak ada lagi perampasan hak pejalan kaki.

Jika ternyata masih ada pelanggaran setelah di sosialisasi, maka harus diberikan sanksi yang tegas agar menimbulkan efek jera. Instansi terkait tidak boleh lagi tutup mata dan melakukan pembiaran terhadap pedagang kaki lima yang menempati badan trotoar. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah segera melakukan perbaikan pada area kerusakan trotoar agar tidak menimbulkan korban.

Semoga pembangunan Bandar Lampung menjadi kota metropolitan yang modern tidak hanya mengokohkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga ramah terhadap pejalan kaki bagi warganya.

Recent Posts

Mengungkap Misteri Anemia Aplastik

Dunia hiburan Indonesia baru-baru ini kehilangan salah satu bintangnya yang bercahaya, komika Babe Cabita. Dikenal karena kecerdasan dan kehangatan dalam…

2 minggu ago

AI Sebagai Teman Tersembunyi dalam Kehidupan Sehari-hari

Di era digital yang serba cepat ini, kita sering kali terpesona dengan kemajuan teknologi yang tampaknya melampaui batas imajinasi kita.…

3 minggu ago

Resep Sederhana Membuat Kolak Ubi Jalar bagi Pemula

Kolak ubi jalar merupakan salah satu hidangan penutup yang sangat digemari di berbagai daerah. Dengan rasa manis alami dan tekstur…

3 minggu ago

Xiaomi Redmi Note 13 Pro 5G Performa Mumpuni

Di era teknologi yang berkembang pesat, kebutuhan akan smartphone dengan konektivitas 5G menjadi semakin penting. Xiaomi Redmi Note 13 Pro…

2 bulan ago

Pantangan Makanan dan Aktivitas Setelah Operasi Hernia

Hernia adalah kondisi di mana sebagian organ tubuh masuk ke dalam organ lain melalui celah yang lemah. Pengobatan hernia biasanya…

2 bulan ago

5 Tips Sukses dalam Bisnis Properti

Bisnis properti adalah salah satu bisnis yang menjanjikan dan menguntungkan. Namun, tidak semua orang bisa berhasil dalam bisnis ini. Ada…

2 bulan ago